Kamis, 12 September 2013

Legenda Chan Cu atau Kodok Berkaki 3



Kodok berkaki tiga boleh jadi simbol pembawa keberuntungan dalam hal mencetak uang. Ada sepasang mitos yang dihubungkan dengan asal-muasal dari kepercayaan muasal dari kepercayaan ini. Bahkan menurut mitologi Tiongkok kodok berkaki tiga konon hanya terdapat di bulan, yang berhasil menelannya selama gerhana. Akibatnya, terkadang ia disebut mampu melambangkan yang tak tercapai. Perluasan dari mitos ini adalah bahwa istri dari salah satu Delapan Dewa Keabadian mencuri minuman keabadian dari Ratu Barat, Hsi Wang Mu. la terbang ke bulan dan di sana ia langsung berubah menjadi kodok! Namun setelah mencicipi minuman itu, tanpa sengaja ia telah memperoleh keabadian dan ketika ia sedang mengalami proses perubahan menjadi kodok, ia memohon pengampunan. Dewa-dewa yang berbelas kasihan segera luluh dan hanya bagian atas tubuhnya yang diubah menjadi makhluk yang buruk. Sebagai pengganti bagian belakang tubuhnya yang hilang, para dewa mengizinkan untuk mempertahankan ekornya. Maka jadilah ia kodok berkaki tiga.

Dalam legenda terkait, mitos kodok berkaki tiga diumpani dengan koin emas oleh Lui Hai, salah satu dari 8 Dewa Keabadian, dan Menteri Negara yang hidup selama abad kesepuluh masehi. Diyakini mahir dalam ilmu aliran Tao dan memahami kekuatan kodok untuk menarik kekayaan dan kemakmuran. Setelah lama mencari-cari makhluk mistik ini, Lui Hai baru menemukannya sedang bersembunyi dalam-dalam di dasar sumur. Menyadari kegemaran kodok itu akan uang, Lui Hai mengumpani makhluk itu supaya ke luar dari dasar sumur. Sebagai umpannya ia menggunakan benang merah yang mengikat koin emas. Kemudian lahiriah lukisan anak kecil yang sedang memancing kodok berkaki tiga dengan koin yang diikat pada benang merah yang panjang, dan ia dikenal sebagai lambang bermakna bahwa kekayaan akan datang menjelang. Legenda kodok berkaki tiga sebagai simbol kekayaan dengan demikian berasal dari perlambangan populer Lui Hai, yang dilukiskan dengan sebelah kakinya bertumpu pada kodok itu sementara sebelah tangannya menggenggam rentangan benang merah di mana tergantung koin emas. Gambar itu dipercaya sangat membawa berkah dan sangat kondusif untuk menarik keberuntungan. Sejak itu kodok berkaki tiga dengan koin di dalam mulutnya telah menjadi simbol untuk menarik kekayaan dan kemakmuran, Selama kurun waktu yang lama tegenda itu terus meluas dan dewasa ini, simbol hiasan kodok berkaki tiga menunjukkan bahwa ia tengah menduduki setumpuk koin dan logam emas dan selalu menggigit koin di dalam mulutnya. Lui Hai, Dewa Keabadian secara misterius lenyap dari gambar itu!

Kodok disebut chan-chu 蟾蜍 atau lai-ha-ma 癞蛤蟆. Telur katak dipercaya jatuh dari langit turun bersama embun, karena itu kodok disebut tian-ji 天鸡 atau “ayam dari langit”, beberapa menerjemahkannya menjadi ayam surgawi.

Di Tiongkok kuno, katak dikaitkan dengan umur panjang, yang bisa mencapai 30 – 40 tahun, bahkan konon, ada kodok yang bisa hidup beberapa ribu tahun bahkan 10.000 tahun . Pada katak berumur 10.000 tahun ini akan muncul gumpalan di kepala menyerupai tanduk yang konon, gumpalan itu menjadi salah satu dari 5 eliksir keabadian.

Selain itu kodok di Tiongkok yang merupakan masyarakat agraris, kehadirannya terkait dengan hujan atau dipercaya mampu mengundang hujan. Hal ini dikaitkan dengan yin dan bulan, seperti gagak yang menjadi simbol matahari. Kodok di bulan ini berhubungan dengan legenda Dewi Bulan Chang’e 嫦娥 istri dari pemanah Houyi 后羿 (circa 2500 BC) yang mendapatkan obat keabadian dari Xiwangmu 西王母. Chang’e mencuri dan meminum obat tersebut, sehingga tubuhnya menjadi ringan dan melayang ke bulan. Ada versi kisah yang mengatakan ia dihukum dengan berubah menjadi kodok yang menumbuk obat di bulan, yang mana bayangannya terpantul dipermukaan bulan yang tampak dari bumi.

Dalam masyarakat Tanka yaitu suku minoritas di Tiongkok Selatan yang hidup di atas perahu, ada upacara menarik yang diadakan pada waktu mid-autumn / zhong-qiu yaitu tanggal 15 bulan 8 penanggalan imlek. Pada saat itu untuk menghormati pengantin baru, pohon kayu manis diletakkan di depan pintu pengantin wanita dengan seekor kodok dan kelinci di bawahnya. Tirai ranjang diturunkan, lilin dinyalakan di sampingnya, dan ruangan ini disebut “istana kodok” . Kemudian seorang wanita tua berperan sebagai Xiwangmu, naik ke panggung yang mengarah ke depan perahu, di depannya ada makanan simbol keberuntungan seperti; kacang tanah, biji labu, kue kayu manis, teh dan arak, dll. Setelah semua keluarga berkumpul, pasangan pengantin muncul mengenakan baju pengantin mereka, mereka lalu masuk ke kamar pengantin yang disebut “istana bulan” dan berhenti sesaat di pintu masuk yang disebut “gerbang balairung bulan”. Lalu wanita tua itu menggumamkan pesan-pesan bijaksana, dan pergi, sementara itu pasangan pengantin berpelukan dan dibawa ke “istana kodok” .

Perayaan pertengahan musim gugur atau zhong-qiu ini merupakan perayaan bulan yang dirayakan segenap orang Tionghoa, dan tradisi unik yang diceritakan di atas merupakan ritual bulan, karena perkawinan dianggap penuh dengan simbolisme bulan.

Kisah lain mengenai simbol kodok yang kemudian terkenal menjadi perangkat fengshui terkait dengan rejeki adalah tentang Liu Hai 刘海. Liu Hai adalah seorang menteri dari abad ke 10 M, yang mempunyai kodok berkaki tiga yang dapat membawanya ke manapun ia ingin pergi. Namun kodok itu sering melarikan diri ke sumur terdekat, namun Liu Hai tidak pernah kesulitan memancingnya keluar, dengan cara memancingnya dengan umpan sebaris koin emas direnteng dengan pita. Lukisan Liu Hai dengan satu kaki menginjak kodok dan membawa serenteng coin, dianggap lukisan yang membawa keberuntungan. Dan kodok berkaki tiga (kadang menggigit koin) merupakan simbol penghasil rejeki.

Versi kisah Liu Hai yang lain mengatakan bahwa kodok ini tinggal di dasar kolam yang dalam dan suka menyemburkan racun untuk melukai orang. Dan Liu Hai memancing kodok ini dengan koin emas keluar lalu menghancurkannya. Kisah ini melambangkan bahwa keserakahan manusia akan uang dapat menghancurkan mereka.

Zhang Guolao 张果老, salah satu dari delapan dewa juga kadang digambarkan menunggang katak raksasa. Dan salah satu bentuk huruf kuno ada yang disebut kedou-zi 蝌蚪字 atau huruf kecebong yang mirip dengan bentuk kecebong yang sedang berenang di air.

Kodok juga dipercaya memiliki nilai medis yang tinggi, jika ada seseorang yang kena bisul, untuk menyembuhkannya disuruh memakan katak. Racun kodok yang dikeringkan dipercaya mampu menyembuhkan panas dalam, meredakan sakit, mengempiskan bengkak, serta menghindari kanker. Konon kulit katak juga bisa mengobati berbagai kanker, sakit hati kronis dan pencernaan. Terlebih lagi katak berusia 10.000 tahun yang ditangkap lalu dikeringkan saat duanwu (tanggal 5 bulan 5 penanggalan imlek) yang dianggap hari yang berbahaya atau jelek, dianggap memiliki kekuatan gaib. Dengan menggores tanah memakai kaki katak tersebut, akan muncul mata air, dan membawa katak tersebut ke medan perang mampu menghindarkan pembawanya dari serangan senjata tajam, bahkan mampu membuat panah musuh berbalik arah.

Konon di Tiongkok waktu itu dikisahkan seorang panglima yang menunggang kodok berkaki tiga dan setiap kali kodok ini bersuara mulutnya di penuhi dengan koin dan setelah itu banyak orang menganggap panglima ini salah satu dewa kekayaan Tiongkok selain Wu Lu Chai Shen (5 Jalur dewa kekayaan). Kodok ini kita namakan sebagai Chan Chu yang dipercayai jika Anda menempatkan benda ini didalam rumah, terutama di sektor Sheng Qi atau dekat dengan meja kasir, meja kerja, dsb dapat membawa kekayaan buat Anda. Penempatan kodok ini harus mengarah ke dalam rumah dan biasanya diletakkan di sektor pojok kanan atau kiri rumah.


sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=515300435219902&set=a.451274724955807.1073741825.100002198507840&type=3&theater

Tidak ada komentar: